Welcome to Our school



Juara 1 futsal

Sekolah Perintis berdiri pada Tanggal 08 Agustus 2003. Disermikan oleh Bapak Bupati Kabupaten Sambas, Bapak Ir. Burhanuddin.Dimana masyarakat Tionghoa dengan antusias bersama-sama dan bergotong royang ingin menghidupkan kembali Bahasa Mandarin. Yaitu melalui Lembaga Kursus Bahasa Mandarin. Hal ini didukung oleh para mantan Guru dan Murid Sekolah Tionghoa dulu yaitu Sekolah SMP Nam Hao sebagai tenaga pengajar.

Dengan latarbelakang ini lahirlah Sekolah Perintis di Tebas. Yang bertujuan ingin mengembangkan pendidikan bahasa Tionghoa dan menyebar luaskan Kebudayaan Tionghoa. Maka masyarakat yang berada di Tebas maupun yang merantau ke Jakarta bersatu memprakarsai proyek pengumpulan dana untuk membangun Sekolah Perintis ini. Mereka terdiri antara lain: Chin Kong Min (almarhum), Sji Shin Fui, Phang Sak Thiam (almarhum), Then Shak Hin, Pui Sin Tet, Ng Fat Shin, Kon Tet Sun, Cu Ci Cung (almarhum), dan lain-lain yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Sekolah Perintis adalah Lembaga Kursus Mandarin yang Pertama di Kalimantan Barat. Dimana gedung sekolahnya memenuhi syarat sekolah reguler antara lain: Fisik Sekolah, Perlengkapannya, Lapangan Olah Raga dan lain-lain. Sebagai Sekolah yang Megah dan membuat kita merasa terharu yang mendalam atas semangat menjunjung tinggi kebudayaan dan pendidikan serta mempersembahkan rasa kasih sayang dari Masyarakat Tebas, seperti apa yang diberitakan oleh Majalah “Hu Sheng” terbitan 31-08-2003 di Jakarta dengan judul “Saat-saat yang bersejarah” untuk mempositifkan kedudukan Sekolah Perintis yang mengandung makna Sejarah.Dalam persoalan penyelenggaraan sekolah ini sejak mula memang ada dua konsep:

1. Membuka Sekolah Plus Reguler
2. Buka Kursus bahasa Mandarin dengan model “Yin Hoa Gong Xue” yang banyak diselenggarakan di daerah Singkawang dan sekitarnya.

Mengenai Konsep pertama, waktu itu ada banyak kesulitan antara lain: Tenaga Guru/Pengajar, Pengelola Sekolah Reguler dan lain-lain. Maka dengan demikian dipilihlah konsep ke dua. Yaitu model/bentuk Lembaga Kursus Bahasa Mandarin. Adapun Tenaga Pengajar dan Pekerja Sukarela pada waktu itu antara lain: Ng Meu Chiung, Chang Chin Chin, Chang Kim Chan, Chin Nyit Ngo, Lie Kin Chung, Lai Bui Fa, Chin Fung Lie, Kon Tet Sun, Liong Thin Fong, Bun Nyam Fo, Ng Fap Sin dan lain-lain. Di buka Pada tanggal 08 Agustus 2003 dengan jumlah Siswa/i ada 500 orang lebih.

Pada tahun 2009 Sekolah Mandarin Perintis Tebas ditutup. Penyebab utama adalah semakin berkurangnya jumlah Siswa/i. Dan ini merupakan kesulitan yang umum dihadapi persekolahan yang berbentuk Kursus bahasa Mandarin pada kala itu. Dimana sifat lembaga Kursus tanpa adanya daya mengikat terhadap para pelajar. Sehingga dalam menghadapi banyaknya mata pelajaran di sekolah nasional (reguler) atau pihak sekolahnya menetapkan jadwal Les tambahan atau kegiatan Ekskul lainnya. Apa lagi bagi mereka yang mau menghadapi Ujian akhir kelulusan. Maka mereka terpaksa berhenti mengikuti Kursus bahasa Mandarin. Setelah Tamat sekolah mereka merantau cari pekerjaan. Selain itu, tidak sedikit Orang tua maupun Murid itu sendiri menganggap bahwa menguasai bahasa Mandarin tidak begitu bermanfaat dalam pekerjaan.

Pada tahun 2009 – 2013 sekolah Perintis ditutup selama 5 tahun lebih. Fisik bangunan sekolah telah banyak mengalami kerusakan bangunan dan peralatan serta fasilitas lainnya. Demikian juga mengalami banyak kehilangan. Semenjak sekolah ditutup, Masyarakat yang berada di Tebas maupun diperantuan Jakarta atau Tempat lainnya masih sering membicarakan jikalau berkumpul bersama akan hal-hal yang berkaitan dengan dibukakan kembali Sekolah Perintis. Adapun yang menulis artikel di Koran mengimbau bersatu dan bekerjasama untuk buka kembali Sekolah Perintis. Ide dan Niat ini akhirnya dapat diwujudkan pada awal tahun 2014 dimana terdapat beberapa guru dari sekolah reguler yang berpengalaman dibidang pendidikan mau bekerjasama untuk menyukseskan akan hal tersebut diatas dengan perantara sdr. Lai Se Hin, yang berulang kali pulang pergi Tebas – Jakarta untuk mendiskusikan dan berkoordinasi dengan Teman-teman yang berkaitan dengan pembukaan kembali Sekolah Perintis.

Maka dibentuklah YASPANTAS (Yayasan Harapan Tebas Bersatu). dan baik masyarakat yang ada di Tebas maupun yang berada diluar (Jakarta, Singkawang dan lain-lain)telah menyumbangkan dalam bentuk dana untuk memperbaiki bangunan Sekolah, 2 pintu Mes guru, Laboratorium Komputer, Perpustakaan, 4 pintu Kantin dan lain-lain.

Sekolah Perintis dibuka kembali bersifat Sekolah Plus Reguler yaitu di buka pada tanggal 15 Juli 2014. Terdiri dari TK Perintis, SD Perintis dan SMP Perintis dengan jumlah murid sebanyak 160 orang . untuk tahun pertama ini mata pelajaran Bahasa Mandarin satu minggu ada 4 jam dan hari sabtu ada 2 jam khusus bahasa Mandari dan Inggris yaitu Language Fun (bahasa gembira)

Disamping itu Sekolah Perintis menyelenggarakan Kursus bahasa Mandari dan Inggris pada Sore dan malam hari. Untuk masyarakat Tebas dan sekitarnya.Tujuan atau titik penekanan dibuka kembali Sekolah Perintis adalah Membangun Sekolah yang Berkarakter dan membuat para Siswa/i menguasai bahasa yaitu Indonesia, Mandarin dan Inggris. Yang beracuan pada pedoman pendidikan Nasional yaitu Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Mencerdaskan Bangsa.

Dalam beberapa waktu lalu, Pimpinan dan Guru Sekolah Perintis telah mengadakan study banding ke Sekolah Pat Hwa (Serpong – Jakarta) Sekolah Pelita Jaya (Jakarta) dan Sekolah Dasar Kopisan Plus (Singkawang). Diperoleh banyak pengalaman berharga akan penyelanggaraan Sekolah dan Manajemen Pendidikan. Selain itu kita juga dikunjungi oleh PERMASIS dan Yayasan Bumi Khatulistiwa juga memberikan banyak masukkan, dorongan dan bantuan. Kita juga mendapatkan dukungan dari Persatuan Guru Mandarin Singkawang. Kesemuannya ini telah memperteguh tekad kami untuk penyelenggaraan sekolah serta berjuang untuk menyukseskan dan mencemerlangkan Sekolah Perintis. Dengan tak henti-hentinya membenahi tugas pekerjaan sekolah perintis dan belajar terus menerus.

Semuanya itu tak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari berbagai Kalangan Masyarakat yang antusias. Terutama pada segi mengatasi persoalan akan kekurangan dana. Supaya Sekolah Perintis bisa berkembang dan maju selangkah demi selangkah. Sehingga dapat maju terus proses pendidikan yang telah dirintisnya ini.